Kata "Syirik" diambil dari kata شِرْكٌ -syirkun .
Kita lihat penggunaan kata tersebut yakni seputar kata yang terdiri dari 3 huruf pokoknya meliputi huruf pertama ش-syin, Huruf kedua ر -ra , Dan huruf ketiga ك -kaf dan ayat-ayat yang terkait dengannya, dicontohkan dalam pemecahan surat Ibrahim ayat 22 berikut :
إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ
Kata yang berwarna merah di atas ini berasal dari شَرِكَ - يَشْرَكُ - شِرْكَةً -syarika-yasyraku-syirkatan = Berserikat ; ikut serta.
Berarti kata شِرْكٌ -syirkun merupakan bentuk mashdar.
dari kalimat --->
أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الأرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ
Perlihatkanlah oleh kalian pada Ku apa yang mereka telah ciptakan dari bumi, atau adakah bagi mereka keikut sertaan dalam semesta angkasa ?(surat Faathir ayat 40)
Adapun kata pelakunya yang terdapat dalam alquran adalah شَرِيْكٌ -syariikun, sehingga لَا شَرِيْكَ لَهُ -laa syariika lahuu dalam do`a Iftitah = لَا شَرِيْكَ لِلّٰهُ -la syariika lillaahu = "Tidak ada yang bisa ikut serta bagi Allah (sebagai Perancang dan Pemasti)". Ini dalam bandingan dengan surat (21;22) لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللَّهُ لَفَسَدَتَا
kata آلِهَةٌ -aalihatun jamak dari اِلٰهٌ -ilaahun, artinya = اَلْمَعْبُوْدُ مُطْلَقًا -alma`buudu muthlaqan (اَلْمُنْجِدُ -al munjid) = yang diabdi secara muthlaq -->= Penggerak. Artinya dibuktikan oleh alquran bahwa pada يَوْمٌ -yaum ke 3 setelah السموت و الارض -samawaat wal ardh tercipta, Allah, pada surat (41;11) memerintahkan : فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
atas perintah Allah semesta angkasa dan bumi ini bergerak sehingga Allah adalah Penggerak. Jadi
surat (21; 22) لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللَّهُ لَفَسَدَتَا = kalau dalam keduanya /semesta angkasa dan bumi ada berbagai Penggerak selain Allah niscaya keduanya hancur berantakan.
Maka اِلٰهٌ -ilaahun dalam budaya sebanding dengan شَرِيْكٌ -syariikun = yang ikut campur menggerakkan budaya.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa kalimat لَا شَرِيْكَ لَهُ -laa syariika lahuu pada do`a Iftitah adalah dalam rangka membangun لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ -laa ilaaha illa llaah Muhammadun Rasuulullaahi pada budaya.
Selanjutnya begitu kata شَرِكَ -syarika pindah pola ke اَفْعَلَ -af `ala menjadi اَشْرَكَ - يُشْرِكُ - اِشْرَاكاً
-asyraka - yusyriku - isyraakan -->= mengikut sertakan.
Menjadi شَرِيْكٌ -syariikun pada pasti alam tentu tidak bisa mengikut sertakan siapapun. Namun dalam budaya banyak tokoh yang turut campur mengatur budaya menurut berbagai doktrinnya.
- Bentuk jamak dari شَرِيْكٌ -syariikun --> = شُرَكَاءُ -syurakaa u
- Kata pelaku dari اَشْرَكَ -asyraka --> مُشْرِكٌ -musyrikun dan jamaknya --> مُشْرِكُوْنَ -musyrikuuna.
Seorang mu min tidak takut kepada tokoh yang mengikut sertakan kebijakan-kebijakan lain dengan kebijakan Allah yang Dia sendiri tidak menurunkannya.
وَكَيفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخًافُوْنَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا
Bagaimana aku takut kepada apa yang kalian mengikut sertakannya, padahal kalian sendiri tidak takut mengikut sertakan dengan ajaran Allah menurut sunnah rasulNya apa yang Dia sendiri tidak menurunkan kekuasaan perihal yang demikian atas kehidupan kalian (6;81)
Tokoh-tokoh yang mengikut sertakan kebijakan lain dengan kebijakan Allah ada rasa takut dalam hatinya.
سَنُلقى فى قُلوبِ الَّذينَ كَفَرُوا الرُّعبَ بِما أَشرَكوا بِاللَّهِ ما لَم يُنَزِّل بِهِ سُلطٰنًا
"Akan Kami tancapkan rasa takut dalam hati mereka yang bersikap negatif terhadap ajaran Allah menurut sunnah rasulNya , disebabkan mereka mengikut sertakan dengan ajaran Allah apa yang Dia sendiri tidak menurunkan kekuasaan perihal yang demikian (3;151)
وَاعبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشرِكوا بِهِ شَيـًٔا
وَجَعَلُوا لِلّٰهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ
قُل أَرَءَيتُم شُرَكاءَكُمُ الَّذينَ تَدعونَ مِن دونِ اللَّهِ
"Katakanlah: "Apakah kalian melihat para pelaku yang ikut serta diantara kalian yang kalian harap selain Allah ?(35;40)
Allah didalam kekuasaan dan penciptaan Nya tidak ada satupun yang ikut serta.
وَلَم يَكُن لَهُ شَريكٌ فِى المُلكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيءٍ فَقَدَّرَهُ تَقديرًا
Yaitu tidak ada yang ikut serta bagi-Nya dalam kekuasaan, Yaitu Dia telah menciptakan segala sesuatu, Maka Dia merancang dan memastikannya dengan sebaik-baiknya.. (25;2)
لَو كانَ فيهِما ءالِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتا
Sekiranya kalau dalam keduanya /semesta angkasa dan bumi ada berbagai Penggerak selain Allah niscaya keduanya hancur berantakan..(21;22)
Dan masih banyak lagi ayat ayat lainnya yang berkenaan dengan "syirik" dalam arti keikut sertaan/keikut campuran sesuatu dengan Allah meliputi:
1. Keikut campuran Tokoh dalam kebijakan selain Allah.
2. Keikut campuran ajaran lain dengan apa yang Allah turunkan menurut sunnah rasulNya.
Perlu juga kita ketahui bahwa ada ayat-ayat terkait dengan kata "Syirik" tentang keikut sertaan yang bersifat membantu dan bukan bersifat mengganggu / merusak seperti permintaan musa agar harun menjadi sekutu dakwah yang ikut serta membantunya:
وَاجعَل لى وَزيرًا مِن أَهلى
dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (20;29)
هٰرونَ أَخِى
(yaitu) Harun, saudaraku,(2030)
اشدُد بِهِ أَزرى
teguhkanlah dengan dia kekuatanku, (20;31)
وَأَشرِكهُ فى أَمرى
Yaitu ikut sertakanlah ia dalam urusan dakwahku, (20;32)
Demikianlah secara singkat arti Kata شِرْكٌ -syirkun.
Semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya
Wassalaam...