فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُم
-
فَإِذَا: transisi cepat / tiba-tiba
-
حِبَالُهُمْ: tali-temali mereka (simbol peralatan sistemik kekuasaan/retorika)/sistem hubungan, ikatan, jaringan antar unsur...
-
وَعِصِيُّهُمْ: dan tongkat-tongkakan mereka (simbol argumen atau doktrin utama/simbol alat sistemik kekuasaan.) ==> dibahas khusus mulai analisis bahasa sampai makna secara MUHKAMAT sebagai Pokok Utama isi kitab.
🪶 Simbolik:
Semua peralatan argumentasi mereka (baik instrumen kecil maupun besar)
dilontarkan di hadapan Musa—ini seperti parade konsep atau sistem
keyakinan buatan.
يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ
-
يُخَيَّلُ إِلَيْهِ: passive verb → “dikhayalkan kepada Musa”
-
مِن سِحْرِهِمْ: dari/lantaran sihir mereka → (simbol ilusi wacana atau rekayasa manipulatif)
-
أَنَّهَا تَسْعَىٰ: seakan-akan ia bergerak hidup
🪶 Simbolik:
Argumentasi mereka seolah-olah hidup, bergerak, meyakinkan — tapi itu khayalan hasil teknik manipulasi persepsi
(yukhayyalu = dikhayalkan/direkayasa secara visual/kognitif). Bukan
gerak sejati, hanya efek dari propaganda dan retorika “sihir”.
فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Kemudian (giliran) Musa melemparkan sebuah tongkatnya akhirnya tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu
yang mereka buat-buat itu.
I'rab per kata:
-
فَ = Maka (huruf ‘athf untuk meneruskan kejadian)
-
أَلْقَىٰ = Melemparkan (fi‘l māḍī)
-
مُوسَىٰ = Musa (fa‘il, subjek dari "alqā")
-
عَصَاهُ = Tongkatnya (maf‘ūl bih, objek dari "alqā"; ʿaṣā = tongkat, -hū = miliknya)
-
فَإِذَا = Maka tiba-tiba (huruf jawab fuja’iyyah)
-
هِيَ = Dia (dhamīr, menunjuk ke tongkat)
-
تَلْقَفُ = Menelan, melahap (fi‘l mudhāri‘)
-
مَا = Apa (mawṣūlah, yaitu semua yang...)
-
يَأْفِكُونَ = Mereka buat-buat, tipu muslihat (fi‘l mudhāri‘)
🧠 Makna Dalam Kerangka Debat Musa vs Elite Firaun
-
Tongkat dan tali mereka = perangkat epistemik palsu dari kekuasaan Fir'aun → teori, sistem keyakinan, propaganda
-
Sihir mereka = kemampuan mempengaruhi massa (psikologi massa, ilusi kognitif)
-
Terbayang/dikhayalkan seolah hidup = pengaruh persepsi publik (mass delusion)
Jadi, Yang bergerak itu bukan an sich tali dan tongkat, tapi rasa takut manusia(rakyat) terhadap kekuasaan yang dibungkus sihir propaganda.
🔗 Ingat konsep Forer Effect (psikologi massa)
👉 “Dikhayalkan kepadanya” adalah bentuk kognitif dari efek ilusi kebenaran.
Dalam Forer effect, seseorang merasa cocok padahal yang diterima adalah
generalisasi manipulatif. Begitu juga dalam ayat ini — Musa “melihat”
tapi bukan penglihatan an sich, melainkan efek rekayasa persepsi. ini
alasan dari ayat 67 nya"
Ayat 67:
-
فَأَوۡجَسَ فِي نَفۡسِهِ خِيفَةٗ مُّوسَىٰ ٦٧
-
Maka Musa merasa takut dalam dirinya.
I‘rab dan Simbolik:
-
فَأَوْجَسَ: fi‘l māḍī — ia merasakan dengan dalam (kata ini lebih halus daripada "khaafa" biasa)
-
فِي نَفْسِهِ: dalam dirinya (bukan lari, tapi respon batin)
-
خِيفَةًۭ: rasa takut (tapi bukan karena ragu terhadap kebenaran, tapi karena reaksi massa terhadap ilusi musuh( karena سَحَرُوٓا۟ أَعْيُنَ ٱلنَّاسِ mereka menyihir pandangan massal manusia)
-
مُّوسَىٰ: fa'il (subjek)
🪶 Simbolik:
Musa bukan takut kalah debat — dia gelisah melihat massa dikelabui oleh ilusi logika musuh. Ini semacam ketakutan ilmuwan sejati ketika publik lebih terpukau pada kebohongan yang terorganisir.
Ayat 68:
-
قُلۡنَا لَا تَخَفۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٦٨
-
Kami menegaskan, "Jangan takut, sesungguhnya engkaulah yang lebih unggul (menang)."
I‘rab dan Simbolik:
-
قُلْنَا: Kami berfirman (Allah menyampaikan langsung — ini otoritas epistemik tertinggi)
-
لَا تَخَفْ: jangan takut (bukan sekadar hiburan, ini perintah harus berani dengan bahasa larangan)
-
إِنَّكَ أَنتَ ٱلْأَعْلَىٰ: sungguh engkau yang lebih tinggi (al-aʿlā = superior, unggul secara hakiki)
🪶 Simbolik:
Allah mengingatkan bahwa argumentasi wahyu, meskipun minoritas, tetap lebih unggul karena berasal dari sumber absolut. Lawanmu ramai? Biarkan. Selama kamu menyambung ke pusat ilmu (Taurat), kamu tetap di atas.
Ayat 69:
-
وَأَلۡقِ
مَا فِي يَمِينِكَ تَلۡقَفۡ مَا صَنَعُوٓاْۖ إِنَّمَا صَنَعُواْ كَيۡدُ
سَٰحِرٖۖ وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّٰحِرُ حَيۡثُ أَتَىٰ ٦٩
-
"Yaitu lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan
apa yang mereka buat-buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat-buat adalah
tipu daya tukang sihir, dan tukang sihir itu tidak akan pernah
berhasil, dari mana saja ia datang."
I‘rab dan Simbolik:
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ
-
وَأَلْقِ: lemparkan (fi‘l amr) → tindakan tegas berdasarkan perintah
-
مَا فِي يَمِينِكَ: apa yang ada di tangan kananmu → bukan cuma tongkat kayu, tapi simbol dari objektifitas ilmiah argumentatif yang dipegang Musa
🪶 Simbolik:
“Lemparkan” = sampaikan narasimu. Argumentasi berbasis wahyu (Taurat)
ini akan mengobrak-abrik semua kebohongan yang dibangun musuh.
Uraian (Ṭāhā: 66–69):
-
Musa datang membawa tongkat, simbol argumentasi berbasis wahyu (Taurat).
-
Penyihir melemparkan tali-temali dan tongkat-tongkakan, simbol dari narasi-narasi buatan, teori (omongan) yang indah-indah secara visual namun palsu di dalam.
-
Ketika tongkat Musa dilempar, ia menelan semua yang mereka buat-buat: argumentasi wahyu melenyapkan rekayasa persepsi. (lihat hubungannya dengan QS. Al Qashash 75)
-
Ini bukan debat sulap, tapi simbol dari benturan sistem ilmu: antara Taurat dan tipu daya epistemik
c. QS Ṭāhā [20:20]
فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ
"Lalu Musa melemparkan tongkatnya itu, akhirnya, tiba-tiba ia menjadi ular yang bergerak cepat."
🔍 2. I‘rab dan Makna
حَيَّةٌ (ḥayyah)
-
Makna literal: ular, bisa besar atau kecil, tergantung konteks.
-
Kata ini dalam bentuk isim (noun), marfū‘ (nominatif), sebagai khabar dari “hiya”.
تَسْعَىٰ (tas‘ā)
-
Makna literal: berjalan/bergerak cepat, berlari kecil, merayap cepat.
-
Fi‘il muḍāri‘ (kata kerja sedang/akan/lagi), menunjukkan aksi yang hidup dan aktif.
🧠 3. Analisis Simbolik-Muhkamat
A. Makna Literal vs. Simbolik
-
Secara literal: tongkat Musa berubah menjadi ular hidup yang bergerak cepat, lawan dari tipuan sihir yang hanya bayangan (khayalan) belaka.
-
Secara simbolik: tongkat Musa mewakili argumentasi Ilahiyah (wahyu: Taurat) yang hidup, kuat, aktif, menggerakkan perubahan sosial.
B. Kontras Kekuatan: Hidup vs. Khayalan
-
Musa (ḥaqq): tongkat = ḥayyatun tas‘ā (argumentasi hidup dan bergerak)
-
Sihir (bāṭil): tali dan tongkat = ** يُخَيَّلُ (dikhayalkan)** seakan-akan bergerak
-
Ayat ini menegaskan bahwa argumentasi Musa berdasarkan wahyu (Taurat) adalah realitas hidup (ḥayyah), sedangkan argumentasi para pembuat narasi kufur hanya tipu daya visual (illusion/sihir).
C. QS Yunus [10:81]
إِنَّمَا صَنَعُوا۟ كَيْدُ سَاحِرٍۢ ۖ وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ
"Hanyalah mereka membuat-buat tipu daya tukang sihir, yaitu tukang sihir tidak akan menang dari manapun ia datang."
وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
"Yaitu Allah akan menegakkan yang Objektif ilmiah dengan kalimat-kalimat-Nya, walau para pelaku pelanggaran membenci"
📘 QS Al-Isrā’ [17:81]
وَقُلْ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَزَهَقَ ٱلْبَٰطِلُ ۚ إِنَّ ٱلْبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقًا
"Yaitu Tegaskanlah: yang objektif ilmiah itu datang , yaitu yang bathil lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu ialah yang lenyap."
✅ Ini menguatkan bahwa sihir di sini adalah konsep, wacana, ideologi palsu yang menyesatkan, dan pasti kalah jika dilawan dengan wahyu yang hidup.
c. An-Naḥl: 92:Wanita Tukang Urai Sistem
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَـٰثًۭا
“Yaitu janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan pintalannya setelah kuat menjadi bercerai-berai...” (An-Naḥl: 92)
🔎 Makna dan Simbolik:
-
الَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا: Perempuan yang membatalkan benang pintalannya → simbol dari sistem yang sudah tersusun rapih, diurai kembali oleh pelakunya sendiri.
-
مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ: Setelah kokoh → sistem yang tadinya mapan, diobrak-abrik.
-
أَنكَـٰثًۭا: Kusut berantakan → konsekuensi kekacauan sosial akibat akal yang tak berpijak pada wahyu.
🧠 Ini paralel dengan kisah Musa dan sihir: sihir sosial itu diurai kembali oleh tangan-tangan yang sama yang menerima susunannya.
🌑 d. Surah Al-Falaq: Sistem Proteksi dari Sihir Sosial
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan ilmu Allah Yang Merancang lagi Pemberi kepastian hidup saling kasih sayang
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
1. Tegaskanlah: "Aku melindungi diri dengan ajaran Pembimbing subuh (fajar)."
-
الفلق = pembelahan, pecahnya malam menjadi fajar.
-
Pembimbing fajar = Penyingkap kegelapan, pembuka tabir rahasia gelap, termasuk tipu daya sihir.
-
Makna epistemologis: aku melindungi diri dengan ajaran Pembimbing dari dunia bayangan, aku ingin terang ilmu-Mu.
→ Penerangan ilahiah: Wahyu sebagai cahaya pembelah gelapnya kebohongan sistem sihir budaya.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
2. Dari kejahatan apa yang Dia ciptakan.
-
Ini luas. Termasuk kejahatan manusia, jin, ideologi, propaganda, dan sihir sebagai rekayasa yang keluar dari fungsinya.
Allah menciptakan baik dan buruk, terang dan gelap.
Manusia hanya penangkap, pemilih, dan pelaksana, bukan pencipta.
Sihir merupakan bentuk penyimpangan terhadap ilmu.
Maka, iman berdasarkan petunjuk ilmiah (nur) adalah penjaga agar tanggapan kita lurus.
→ Semua hal buruk adalah ciptaan-Nya, seperti contoh gelap adalah ciptaan untuk menyempurnakan terang. itulah alasan kenapa ada keharusan untuk melindungi diri/berlindung dengan ajaran Haq dari Allah.
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
3. Yaitu dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
-
غَاسِقٍ = yang gelap pekat
-
إِذَا وَقَبَ = ketika meresap masuk ke segala penjuru
-
Ini menunjuk pada masa kegelapan (peradaban zdulumat mssy):
-
Jadi bukan dalam arti "takut gelap secara fisik", tapi takut gelap pemahaman yang dibuat-buat.
→ Simbol masa kelam, disinformasi, hilangnya ilmu Nur/redupnya pantulan cahaya wahyu.
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
Yaitu dari kejahatan tukang sihir perempuan yang meniup pada buhul-buhul
-
النَّفَّاثَاتِ = para penghembus/peniup— jamak feminin, bisa bermakna:
-
فِي الْعُقَدِ = Pada simpul-simpul/buhul-buhul — metafora konsep yang mengikat, struktur, fakta yang dimanipulasi -->pada sistem-sistem sosial, seperti pendidikan, hukum, politik, dan keluarga.
-
Ini manipulasi ideologis, bukan cuma sihir sulap:
-
opini dibentuk
-
emosi dikendalikan
-
pasangan dipisah
-
bangsa dibelah
→ Ini tepat bersambung dengan An-Naḥl: 92, perempuan sebagai simbol keindahan manipulator sosial, yang:
-
Meniup: menghembuskan ide manipulatif lewat budaya, emosi, mitos
-
Pada buhul-buhul: pada sistem-sistem perikatan sosial, seperti pendidikan, hukum, politik, dan keluarga.
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
5. Yaitu dari kejahatan orang yang dengki apabila ia mendengki.
Surat ini bukan cuma doa proteksi, tapi kesimpulan berupa peta taktis terhadap sumber serangan manipulatif:
→ Dengki = virus sosial yang menggerogoti struktur perikatan masyarakat dari dalam. Ini pemicu utama rekayasa sistem sosial penuh sihir.
📜 8. Fakta Sunnah Rasul dan Sunnah Syetan pada setiap zaman yang diulang-ulang Allah dalam sejarah
🌌 a. Penggambaran lewat Kosmis: Penggulungan Langit sebagai Siklus Sejarah
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۚ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥۚ وَعْدًا عَلَيْنَآۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ
"Pada periode dimana Kami menggulung semesta angkasa seperti menggulung lembaran-lembaran kitab. Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, Kami mengulanginya. Itulah janji pasti atas Kami; Bahwa, Kamilah pelakunya."
(QS. Al-Anbiya: 104)
🌀 Makna dan Relevansi:
-
Siklus Kosmis dan Sejarah: Ayat ini menggambarkan bahwa alam semesta dan peristiwa sejarah berjalan dalam siklus. Penggulungan langit dipersamakan seperti menggulung lembaran kitab, menandakan bahwa peristiwa sunnah (pola) dalam sejarah manusia berulang secara bergiliran bagaikan siang dan malam.
-
Pengulangan Sunnah: Sebagaimana penciptaan diulang, pola kebaikan dan keburukan dalam sejarah juga berulang secara bergiliran bagaikan siang dan malam, menunjukkan bahwa manusia menghadapi ujian iman yang serupa di semua zaman.
😈 b. Sunnah Syaithan: Pola strategi dan taktik yang Berulang dalam Sejarah
قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ ١٦ ثُمَّ لَـَٔاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ ١٧
"Iblis menyatakan: 'Disebabkan Engkau telah membikin aku ngawur, pasti aku akan duduk menghalangi mereka di tatanan hidup menurut-Mu yang tangguh. Kemudian benar-benar aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka yang bersikap syukur.'"
(QS. Al-A'raf: 16-17)
🔄 Uraian:
-
Dari Depan (مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ):
-
Dari Belakang (وَمِنْ خَلْفِهِمْ):
-
Dari Kanan (وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ):
-
Dari Kiri (وَعَن شَمَآئِلِهِمْ):
🧠 Analisis:
-
Konsistensi Pola: Syaitan menggunakan metode yang sama di setiap zaman, menunjukkan bahwa tantangan budaya yang dihadapi manusia bersifat universal dan berulang.
-
Kewaspadaan: Pemahaman tentang pola ini penting agar manusia dapat mengenali dan menghindari pola kehidupan zdulumat yang dipraktekkan syaitan dan terus berulang dalam sejarah.
c. Syetan sebagai Utusan Sistemik dalam Kekafiran
أَلَمْ تَرَ أَنَّا أَرْسَلْنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّۭا
"Tidakkah kamu melihat, dengan pandangan ilmiah bahwa Kami telah mengutus syetan-syetan kepada orang-orang yang bersikap negatif terhadap kebijakan Allah untuk menghasut mereka dengan sebenar-benarnya?"
(QS. Maryam: 83)
💥 Makna:
-
أَرْسَلْنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ: Allah mengutus syetan menjadi utusan aktif dalam sistem zdulumat.
-
عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ: Target mereka adalah kepada yang menghendaki sistem kufur, bukan sekadar individu.
-
تَؤُزُّهُمْ أَزًّۭا: Mendorong mereka sekeras-kerasnya → menginflamasi sistem sosial dan politik mereka menuju kehancuran.
🧠 Ini penguat bahwa syetan bukan hanya rayuan personal, tapi sistematis dan terstruktur, membentuk opini publik, budaya populer, bahkan kurikulum dan media.
Hadits:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya sunnah syethan itu berjalan dari tubuh (organisasi) manusia seperti aliran darah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
→ Sunnah Syetan menyelinap/menyusup dalam sistem berpikir, dalam wacana, dan dalam emosi sosial. Ia bukan hanya ganguan pribadi, tapi agen epistemik yang menyusup ke sistem sosial.
Fakta Sejarah:
-
Setiap zaman ada Firaun-nya, dan selalu didampingi oleh penyihir naratif: elite yang membentuk opini.
-
Rasul ﷺ menghadapi kaum Quraisy yang memakai syair, mitos, dan sistem budaya untuk menolak wahyu.
-
Hari ini: media, kurikulum, ideologi gender, dan teori politik dipakai seperti tongkat sihir yang dilempar ke publik.
📌 b. Sunnah Rasul sebagai Pola hasanah Sistem Penangkal
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُواْ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu pola kehidupan indah untuk kalian, bagi yang berharap bertemu dengan Allah sebagai komandan kehidupan agung yaitu periode kesudahan akhir yaitu ia sebanyak-banyaknya hidup sadar menurut kebijakan Allah."
(QS. Al-Aḥzāb: 21)
🧠 Makna:
-
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ: Rasul bukan hanya panutan akhlak, tapi contoh pola kehidupan dalam sistem hidup dan berpikir.
-
ذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا: Sistem itu berpusat pada kesadaran epistemik akan ajaran Allah, bukan sekadar formalitas seremonial.
🔑 Maka sunnah Rasul adalah:
-
Sistem penyaringan informasi (dengan al-ḥaqq).
-
Sistem proteksi kesadaran dari sihir sosial (Study,dzikir, akal, dialog).
-
Sistem pemberdayaan masyarakat dengan wahyu (tadabbur, ta'lim, jihad hujjah).
🔐 Rangkuman: Sistem Wahyu vs Sistem Sihir Budaya
💎 KESIMPULAN: Sistem Ilmu sebagai Rangkaian keterangan teratur dalam keseluruhan bulat
🧪 4. Bedah Kasus Real Ilmu Manipulatif Zaman Now
📍Contoh 1: Zodiak dan Tes Kepribadian Umum
-
Dibungkus sains psikologi, padahal mekanismenya Efek Forer
-
Bikin orang merasa “terlihat” padahal cuma klaim umum yang ambigu
-
Ujungnya: terbentuk ilusi kepribadian, lalu dikapitalisasi: beli produk sesuai "zodiakmu"
📍Contoh 2: Sihir “Motivator” Dunia Korporat
-
Narasi: “Kamu bisa jadi apa pun!”
-
Di balik layar: mental orang dibentuk untuk tunduk pada sistem eksploitatif
-
Disuntik semangat palsu agar tidak memberontak: “kerja kerasmu belum cukup...”
📍Contoh 3: Sihir Algoritma dan Filter Bubble
-
Sosial media menyihir akal dengan penguatan bias pribadi
-
Yang kita lihat = hasil sihir mesin yang disesuaikan selera
-
Akibat: orang jadi yakin pada kebohongan pribadi, sulit terbuka pada kebenaran
🕷️ Makhluk-makhluk yang Terjaring (ikon manipulasi modern):
-
📺 TV dengan mata hipnotik → simbol media
-
👤 Manusia bersosok dua wajah → simbol public figure manipulatif
-
💸 Uang berwajah setan → simbol kapitalisme eksploitatif
-
🕯️ Buku “self-help” dengan api → simbol sihir motivasi
-
📱 Smartphone mengikat tangan → simbol sihir digital
-
🧠 Otak dikendalikan remote → simbol AI dan algoritma
🚨 Penutup: Sihir Adalah Proyeksi Bayangan dari Cahaya Ilmu
“Segala sihir lahir dari penyelewengan ilmu, bukan dari ketidaktahuan. Ia adalah bayangan ilmu yang menyimpang — tampak indah, tapi mematikan.”
💡 Kesimpulan
Sihir adalah konsep ilmu gelap — bukan karena ilmunya tidak masuk akal, tapi karena tujuannya menyembunyikan kebenaran di balik struktur yang tampak benar.
"Cahaya wahyu menerangi, tapi sihir membuat bayangan. Sihir adalah gelap yang tampak bercahaya."
Perumpamaan wahyu adalah matahari, maka sihir adalah pantulan kaca bengkok yang membuat cahaya terlihat menyilaukan tapi menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya
Wassalaam...