Cari

'IDUL FITRI


 تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ 

(Taqabbalallahu minna wa minkum)

hadits ini mesti diterjemahkan maknanya semacam ini:
"Semoga Allah, dengan ajaran msRNya menerima (kelayakan) dari iman kami juga dari iman kalian."

jika penjelasannya seperti di bawah ini:

 Pendahuluan

 Allah sering menggunakan kata تَقَبَّلَ untuk menunjukkan penerimaan kelayakan iman menurut ajaran-Nya. Misalnya dalam doa Nabi Ibrahim:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Rabbana taqabbal minna innaka Antas-Sami'ul-'Alim
("Wahai Pembimbing kami, dengan penurunan shuhuf ula, terimalah (kelayakan) dari iman kami, sesungguhnya Engkau, dengan penurunan shuhuf ula adalah Pembina tanggapan lagi Pembina pandangan ilmiah demikian agung.")
(QS. Al-Baqarah: 127)

Surah Ali ‘Imran (3:85)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Terjemahannya:
"Siapa yang mencari selain Islam sebagai Regulasi hidup, maka tidak akan diterima (kelayakan) darinya, yaitu dia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang rugi."

Allah sebagai Al-Fāṭir (Pencipta)

Surah Fāṭir (35:3)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

Terjemahannya:
"Wahai manusia! Sadarilah oleh kalian kemantapan ajaran Allah msRNya atas hidup kalian! Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kalian dari semesta angkasa dan bumi ini? Tidak ada yang diabdi kecuali Dia!; maka mengapa kalian berpaling dari Regulasi Islam demikian tangguh tiada tanding?"

Idul Fitri: Kembali kepada Hakikat Penciptaan Manusia (Tunduk patuh kepada kebijakan Allah)

Etimologi

Istilah "Idul Fitri" berasal dari kata: عيد الفطر (‘Īd al-Fiṭr). Kata "‘Īd" berasal dari kata عاد - يعود - عودًا و عيدًا (‘āda - ya‘ūdu - ‘audan wa ‘īdan) yang berarti "kembali". Sementara "Fiṭr" berasal dari  kata فطر - يفطر - فطرة (faṭara - yafturu - fiṭratan) yang berarti "Menciptakan" atau menjadi berarti kembali ke pada keadaan asal. Secara harfiah, Idul Fitri berarti "kembali fitrah," yakni keadaan asli manusia yang tunduk patuh kepada Allah sebagaimana hakikat penciptaannya.

Hakikat penciptaan manusia secara biologis/fisik/pasti alam sama sepertihalnya hakikat penciptaan semesta angkasa dan bumi yang tunduk patuh bergerak, tumbuh, beredar, dan berputar menurut rancangan Allah. Namun, yang belum patuh dari manusia adalah aspek budayanya, yaitu alam berpikir atau budi. Oleh karena itu, agar manusia dapat bersinergi dengan kepatuhan berbuat semesta angkasa dan bumi yaitu mencapai kesempurnaan dalam kepatuhan secara ilmiah, regulasinya harus mengikuti regulasi ciptaan Sang Pencipta, yaitu Islam. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:

QS. Fussilat: 11

ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ

Kemudian Dia mempersetimbangkan angkasa sedangkan dia adalah semacam bola gas yang menyala, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kalian berdua menurut perintah-Ku dengan kepatuhan berbuat atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan kepatuhan berbuat (menurut Rancang pasti kebijakan Anda)".

 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"Maka tegakkanlah wajah kehidupanmu ke arah Regulasi (Islam) dengan sepenuh hati ; sebagai ciptaan Allah yang Dia telah menciptakan manusia sesuai hakikat yang demikian. Tidak ada gantinya bagi ciptaan Allah itu. Itulah regulasi (Dinul islam ) yang tangguh tiada tanding, tetapi sayang, kebanyakan manusia tidak ber ilmu demikian agung." (QS. Ar-Rum: 30)

Allah sebagai Al-Fāṭir (Pencipta)

Surah Fāṭir (35:3)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

Terjemahannya:
"Wahai manusia! Sadarilah oleh kalian kemantapan ajaran Allah msRNya atas hidup kalian! Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kalian dari semesta angkasa dan bumi ini ? Tidak ada yang diabdi kecuali Dia; maka mengapa kalian berpaling?"

Hadits tentang Fitrah (HR. Bukhari & Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

Terjemahannya:
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"Setiap yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), kemudian kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sepertihalnya seekor hewan melahirkan anaknya dalam keadaan utuh(sebagai bangunan kepatuhan), apakah kalian melihat secara ilmiah ada yang terpotong hidung atau telinganya?" Kemudian Abu Hurairah membaca ayat: فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ  Ciptaan Allah yang Dia telah menciptakan manusia atas hakikat yang demikian. Tidak ada gantinya bagi ciptaan Allah. Itulah regulasi hidup (Dinul Islam) yang tangguh tiada tanding" (HR. Bukhari no. 1358, Muslim no. 2658)

 Islam sebagai Satu-satunya Regulasi hidup di Sisi Allah

Surah Ali ‘Imran (3:19)

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Terjemahannya:
"Sesungguhnya Regulasi hidup di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah orang-orang yang telah diberi alkitab berselisih  kecuali sesudah Ilmu yang datang kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Yaitu siapa yang bersikap negatif terhadap pembuktian-pembuktian ilmiah ajaran Allah, maka sesungguhnya Allah, dengan kepastianNya secepat-cepat perhitungan."

Shaum sebagai Pembinaan Kesabaran Menuju Fitrah

Idul Fitri menjadi momen kembalinya manusia kepada fitrah, yaitu keadaan tunduk patuh kepada kebijakan Allah sebagaimana semesta pasti alam, Secara budaya, seharusnya Idul Fitri menjadi efektifitas kepatuhan berbuat secara ilmiah menurut kebijakan Allah karena sebagai efek dari pembinaan selama sebulan penuh di bulan Ramadhan yaitu shaum sebagai pembinaan kesabaran di siang hari dan qiyamul lail (tahajjud) di malam hari sebagai pembinaan iman.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Wahai orang-orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah Rasul-Nya! Ditetapkan atas kalian shaum sebagai pembinaan sabar sebagaimana ditetapkan atas orang-orang sebelum kalian semoga kalian berbuat patuh secara ilmiah dengan ajaran Allah menurut sunnah Rasulnya" (QS. Al-Baqarah: 183)

Shaum sebagai pembinaan kesabaran menguji ketahanan Iman orang-orang beriman dengan rasa lapar dan haus, tetapi mereka tetap teguh bertahan dalam pandangan dan sikap hidupnya berdasarkan ayat-ayat Allah yang telah dibangun di malam hari melalui tahajjud.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa yang melaksanankan qiyam (shalat malam) di bulan Ramadan berdasarkan pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah sesuai sunnah RasulNya dan pertimbangan balasan ilmiah kehidupan agung, maka pelanggaran-pelanggaran yang lalu telah diislah baginya ." (HR. Bukhari, no. 37; Muslim, no. 759)

Idul Fitri: sebagai Momentum Kemenangan

Setelah sebulan penuh menjalani pembinaan shaum dan qiyamul lail, Idul Fitri menjadi simbol kemenangan dengan seruan tempik kemenangan:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

"Allah, dengan penurunan ajaran msRnya adalah Pembina kehidupan lebih Agung, 2x, tidak ada yang diabdi kecuali Allah, Allah adalah Pembina kehidupan lebih agung, 2x, dan segala apresiasi adalah menurut ajaran Allah."

Shalat Idul Fitri menjadi upacara kepatuhan secara simbolik yang menandakan kembalinya kepada fitrah (Hakikat penciptaan manusia yang tunduk patuh kepada Allah) bagi insan-insan beriman . Wujud nyata dari kemenangan ini adalah pelaksanaan zakat sebagai sistem perekonomian Islam, memastikan kemakmuran sosial sebagai manifestasi iman yang dibangun selama Ramadan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ

"Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersihan diri bagi orang-orang yang shaum dari ucapan sia-sia lagi perbuatan zdulumat mssy, serta menjadi asupan bagi orang-orang miskin." (HR. Abu Dawud, no. 1609; Ibnu Majah, no. 1827)

Kesimpulan

1. Idul Fitri bukan perayaan terlebih perayaan makan, tetapi sebuah perjalanan kembali kepada hakikat penciptaan,  

2. Takbir Idul-Fithri adalah tempik kemenangan atas kembalinya manusia kepada kepatuhan total kepada kebijakan Allah. Semacam deklarasi kembali kepada hukum Allah dengan Regulasinya yaitu Dinul Islam

3. Sebulan penuh, manusia ditempa dengan shaum sebagai pembinaan kesabaran dan tahajjud sebagai pembinaan iman agar pada akhirnya kembali kepada fitrah yang tiada tanding, tunduk patuh secara ilmiah kepada kebijakan Allah, dan mewujudkannya dalam sistem kehidupan makmur melalui zakat sebagai sistem perekonomian. Dengan demikian, Idul Fitri adalah kemenangan sejati bagi orang-orang yang berbuat patuh secara ilmiah dengan ajaran Allah menurut praktek sunnah para Rasul-Nya

Inilah makna sejati dari ‘Īdul-Fithri: kembali kepada fitrah, yaitu Islam, sebagai sistem kehidupan patuh secara Ilmiah menurut kebijakan Allah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya

Wassalaam...

Pages