اَنْكَحْتُكَ بِاِبْنَتِيْ بِمَحْرِ كَذَا وَ كَذَا
Ikatannya اَلْمَعْلُوْمُ الْمَحْدُوْبُ adalah هُدىً لِلْمُتَّقِيْنَ بِمَحْرٍ dengan
maskawin sebagai saksi mati كَذَا وَ كَذَا, demikian-demikian. Jadi اَلنِّكَاحُ -an-nikaah itu = اَلْعَقْدُ. Nikah itu perikatan sehingga dua hati menjadi satu. Terhadap ini diwasiatkan khusus kedua mempelai
sebagaimana diwasiatkan mempelai-mempelai kawakan, hendaknya kita
memikirkan dan mempertimbangkan kualitas dari pada ikatan itu sendiri.
Berbicara kualitas ikatan kita kembali kepada ayat مَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتُ وَ يُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ..... kurang lebih bisa kita terjemahkan . مَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتُ no
to syethan yes to Allah. Bila orang sudah bisa hidup no to syethan, yes to
Allah itulah faqodistamsyaka biurwatil usqo..
Jangan sampai terjadi sebaliknya, yes to
syethan, no to Allah. Disuruh Allah No, disuruh Syethan Yes. Sehingga dengan demikian kedua mempelai ketika berdua, ketiganya adalah Allah, dengan fungsi Ajaran Ilmunya kedua mempelai nanti Allah karuniai anak keturunan menjadi bertiga dengan anak dan keempatnya adalah Allah dengan fungsi Ajaran Ilmunya. Kalian berkumpul dengan masyarakat 5 orang, yang
keenamnya adalah Allah dengan fungsi Ajaran Ilmunya, berkumpul seratus orang, seratus
satunya adalah Allah dengan fungsi Ajaran Ilmunya. Sehingga dengan demikian akan
menjadi 2..3 nya Allah, 3..ke empatnya
Allah 5..ke 6 nya Allah, 100....ke 101 nya Allah, 1000...1001 nya Allah hingga
dengan demikian Allah dengan fungsi Ajaran IlmuNya bisa menjadikan 1 kelompok
manusia yang digambarkan oleh nabi Muhammad SAW وُجُوْهَهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَ قُلُوْبُهُمْ علٰى قَلْبِ رَجُوْلٍ وَاحِدٍ -> Wajah kehidupan mereka bagaikan
pancaran bulan purnama yg menerangi permukaan bumi yang gelap وَ قُلُوْبُهُمْ علٰى قَلْبِ رَجُوْلٍ وَاحِدٍ -> hati mereka merupakan hati satu orang. Kelompok-kelompok
manusia seperti inilah yang seharusnya menjadi dambaan kedua mempelai khususnya
dan menjadi dambaan kita semua umumnya. Dalam hal ini ada
satu ayat yang berbunyi اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ->sesungguhnya
Allah, tentunya dengan penurunan Ajaran Ilmunya tidak langsung merubah kondisi
suatu bangsa hingga bangsa itu sendiri mau mengubah kondisi dirinya, dengan Ajaran
Allah. Dengan kata-kata ini harap perhatikan. Kalau Allah tidak mengubah
kondisi suatu bangsa hingga mereka merubah, berarti Allah sebenarnya merubah hanya saja menunggu mereka mau merubah diri . Kalau kita berbicara dalam bahasa
indonesia “saya tidak makan hingga lapar”, saya bukan tidak makan. Saya makan
tapi menunggu lapar dulu, walaupun ada kata-kata "tidak" malah di sini lebih tegas
bahwa saya makan menunggu lapar. Atau kita ungkapkan dalam bahasa indonesia “saya
tidak akan menyayangi kamu hingga menikahimu,..ini berarti saya akan
menyayangi walaupun bahasanya “saya tidak akan menyayangi kamu hingga menikahi
kamu". Jadi akan menyayangi menunggu nikah
dulu. Ini perlu kita perhatikan bahwa Allah itu sebenarnya merubah
dari berbagai keadaan. Kita terkadang melihat dunia ini penuh dengan
kemelut baik itu secara pribadi, orang bisa bingung bisa terjerumus kedalam
kesulitan dan dalam keluarga bisa terjerumus kedalam kesulitan, masyarakat bisa
kemelut, bisa ribut, bisa terjadi kekacauan. Dilihat dari ayat ini Allah akan
merubah bila mereka merubah dirinya. Dengan ini keinginan Allah merubah, menunggu mereka ada mau melakukan perubahan. Di sinilah maka kalau kita katakan tadi berdua, bertiga dengan Allah, ber 4, ber 5
dengan Allah ber 100, ber 101 dengan Allah demikian dalam kehidupan pribadi,
rumah tangga, masyarakat, bangsa dan antar bangsa sehingga Allahlah yang
difungsikan sebagai pengatur tunggal. Terhadap alam semesta Allah pengatur.
Allah bertanya ara aitu syurakaa akum .... yang kalian berharap hidup selain
Allah itu pernah menciptakan apa?, apa fungsinya dalam semesta angkasa ? tidak
ada! Tetapi Allah berfungsi . Allah menciptakan semesta angkasa dan bumi ini
selanjutnya Allah berfungsi mengatur semesta angkasa dan bumi ini makanya kita
bisa duduk santai di tempat manapun padahal bumi ini sedang berputar
mengelilingi matahari. Demikian indahnya perputaran, demikian luwesnya
perputaran sehingga kita tidak merasakan apa-apa. Ini diakibatkan oleh semesta
angkasa dan bumi ini yang Allah perintahkan اِءْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا -i tiyaa tow an aw karhan keduanya
menyatakan اَتَيْنَا طَاءِعِيْنَ -athainaa thaa i iin, Alam semesta patuh terhadap aturan Allah maka
terjadi kenyaman seperti sekarang ini . Ini yang harus manusia tiru ..يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ -yanqolib
ilaikal bashar sehingga Allah berfungsi
sebagai pengatur dirinya, bila Allah berfungsi sebagai pengatur dirinya, maka
kehidupan budaya manusia akan seperti kehidupan alam semesta yang begitu rapih
ini. Kedua mempelai bila diatur oleh Allah, suami mau diatur oleh Allah, isteri
mau diatur oleh Allah, subjectifisme menjadi tidak ada lagi dan kedua mempelai akan
kena kepastian Allah هُوَ الَّذِيْ اَنْزَلَ سَكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ -Huwalladzi anzala sakiinata fi quluubil muminiina kalian
akan diberi kepastian hidup tenang. Innalladziina aamanuu wa
amilusshshaalihati syajalurrahmaan nu hudan mereka yang hidupnya..pandangan dan
sikap hidupnya menurut Ilmu Allah dan berbuat tepat dengan yg demikian
..arrahman akan membikin bagi mereka rasa sayang terjadilah satu keluarga yang
mawaddah yuhibbu birahmatinaa mannasyaau walaujrimu ajralmuhsinin kami akan
melimpahkan kehidupan saling kasih sayang kepada abdi-abdi menurut ajaran Kami
serta Kami tidak akan menghilangkan imbalan para pelaku ihsan jadi kehidupan
rahmah juga kepastian dari Allah yang itu semua harus di undang oleh pandangan
dan sikap hidup kalian. Manusia harus mau mengundang Allah memberi kepastian kehidupan
aman, kehidupan damai dan Allah tetap akan memastikan bila manusia
mengundangnya wa ‘adallahulladzina aamanuu minkum wa ‘amilushshaalihaati
layakhtalifannahum fil ardhi
kamastakhlafanalladzi na min
qoblihim walayumakkinannalahum diinahum... Allah menjanjikan orang yang beriman yaitu yang beramal shaleh bahwa mereka akan Allah angkat menjadi penguasa dipermukaan
bumi mereka akan hidup menurut ajaran
Kami lepas dari berbagai kitab-kitab kiri. Ini satu hal yang dapat
disampaikan khususnya kepada kedua mempelai yang disaat ini masih berdua
semoga Allah sebagai ketiganya nanti karuniai anak satu menjadi bertiga
berempat dengan Allah demikian dalam bermasyarakat seterusnya Allah sebagai penentu dan
berfungsi. Sebab bagaimanapun kalaupun orang ini terjadi berbagai hiruk-pikuk karena sebenarnya mereka tidak mau memfungsikan Allah. Allah sebagai
pemberi intruksi mereka tidak fungsikan..Itulah akibatnya Allah berfungsi
sebagai pemberi Adzab ya ti ‘ibaadi anni anal ghafururrahim wa anna adzaabi
huwal adzaabul aliim Allah pemberi maghfirah serta pemberi kepastian Allah juga
pemberi adzab maka dari itu fungsikanlah Allah sehingga berfungsi dalam hidup
ini memerintah melarang memberi batasan batasan didalam berbagai norma norma
kehidupan semoga dengan demikian khususnya kedua mempelai dan kita semua
menyadari fungsikan Allah sebagai pemberi perintah, larangan dengan menegakkan
apa yang Allah perintahkan اُتْلُ مَا اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ..pelajarilah..bacalah apa yang diwahyukan kepada anda berupa kitab
selanjutnya tegakkanlah shalat satu pembinaan iman sesungguhnya shalat
berfungsi mencegah dari berbagai
kejahatan dan kemunkaran. Tentu kita menghentikan satu masyarakat yang bebas
fahsya bebas munkar sangat rikuh kita
hidup dalam satu masyarakat yang dipenuhi
dengan kejahatan dan kemunkaran. Mudah2an dengan demikian ada manfaatnya khususnya kepada kedua mempelai yang
telah dinikahkan dan kita sebagai mempelai-mempelai kawakan.
0 Comments:
Post a Comment
Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya
Wassalaam...