Adalah menjadi keinginan bagi tiap tiap muslim untuk dapat membaca dan memahami Alquran dalam bahasanya yang asli, Ialah bahasa Arab. Tetapi karena tiap orang itu tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan yang sama, Maka tidaklah keinginan tersebut diatas dapat dicapai oleh setiap muslim. Untuk itulah maka Alquran diterjemahkan kedalam berbagai bahasa (di Barat dan Timur).
A. Terjemahan kedalam bahasa Barat.
Sebelum berkembangnya bahasa bahasa Eropa modern, Maka yang berkembang di Eropa adalah bahasa latin. Oleh karena itu, Terjemahan Alquran dimulai kedalam bahasa latin. Terjemahan itu dilakukan untuk keperluan biara Clugny pada kira kira tahun 1135.
Prof. W. Montgomery Watt dalam bukunya Bell`s Introduction to the quran (Islamic Surveys 8) menyebutkan bahwa pertanda dimulainya perhatian Barat terhadap studi Islam adalah dengan kunjungan Peter the Venerable, Abbot of Clugny ke Toledo pada abad ke 12. Diantara usahanya adalah menerbitkan serial keilmuan untuk menandingi kegiatan intelektual Islam saat itu (terutama di Andalus). Sebagai bagian dari kegiatan tersebut adalah menterjemahkan Alquran kedalam bahasa Latin yang dilakukan oleh Robert of ketton (Robertus Retanensis) dan selesai pada Juli 1143.
Abad Renaissance di Barat memberi dorongan lebih besar untuk menerbitkan buku buku Islam. Pada awal abad ke 16, Buku buku Islam banyak diterbitkan, Termasuk penerbitan ALquran pada tahun 1530 divenice dan terjemah Al-Quran kedalam bahasa Latin oleh Robert of Ketton tahun 1543 di Basle, dengan penerbitnya Bibliander. dari terjemahan bahasa latin inilah, kemudian Al-Quran diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa. Terjemahan ke dalam bahasa Perancis yang dilakukan oleh Du Ryer diterbitkan di Paris pada tahun 1647 dan terjemahan ke dalam bahasa Rusia diterbitkan di St. Petersburg pada tahun 1776. terjemahan ke dalam bahasa Perancis oleh Savari terbit pada tahun 1783, dan oleh Kasirmirski yang juga dalam bahasa Perancis, pada tahun 1840. Terjemahan ini terbit untuk beberapa kali. Perhatian Perancis
kepada Islam ini disebabkan karena mereka menduduki Aljazair dan Afrika Utara. Kemudian menyusullah terjemahan-terjemahan ke dalam bahasa Jerman oleh Boysen
pada tahun 1773, Wahl (tahun 1826) dan Ullmann (pada tahun 1840).
Perhatian untuk menterjemahkan Alquran terus bermunculan. Alexander Ross tahun 1649 menterjemahkan Alquran kedalam bahasa Inggris dari sumber terjemahan bahasa perancis.
Ludovici Maracci menggunakan sebagian usianya (selama 40 tahun) untuk mem-
pelajari Al-Qur'an dan pada tahun 1689 menerbitkan terjemahan Al-Qur'an dalam
bahasa Latin dengan dilengkapi teks Arab dan beberapa nukilan dari berbagai tafsir
Al-Qur'an dalam bahasa Arab. Dipilih demikian rupa untuk memberikan kesan yang
buruk tentang Islam. Ludovici Maracci sendiri adalah orang pandai dan dalam menter-
jemahkan Al-Qur'an tujuannya adalah untuk menjelek-jelekkan Islam di kalangan
masyarakat Eropa dengan mengambil pendapat-pendapat ulama-ulama Islam sendiri
yang menurut pendapatnya menunjukkan kerendahan Islam. Ludovici Maracci adalah
seorang Roma Katholik dan terjemahnya itu dipersembahkan kepada Emperor
Romawi. Pada terjemahannya itu dSberi kata pengantar yang isinya adalah sebagai-
mana apa yang ia katakan "Bantahan terhadap Qur'an".
Adapun terjemahan kedalam bahasa Inggris yang pertama oleh A. Ross yang
merupakan terjemahan dari bahasa Perancis yang dilakukan oleh Du Ryer pada tahun
1647 dan diterbitkan beberapa tahun kemudian. George Sale seorang yang berhasil
menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa Inggris pada tahun 1734. Terjemah-
annya sebanding dengan terjemahan Al-Qur'an Ludovici Maracci dalam bahasa Latin
atau terjemahannya berdasarkan kepada terjemahan Ludovici Maracci - Bahkan,
catatan-catatan dan pendahuluannya sebagian besar juga didasarkan karangan Ma-
racci. Mengingat bahwa tujuan Maracci menterjemahkan Al-Qur'an untuk menjelek-
jelekkan Islam di kalangan masyarakat Eropa, maka terjemahannya dianggap yang
terbaik dalam dunia yang berbahasa Inggris dan telah dicetak berulang kali dan
dimasukkan dalam seri apa yang dikatakan "Chandos Classics" dan mendapat pujian
dan restu dari Sir E. Denison Ros.
Pada tahun 1812 terjemahan George Sale diterbitkan di London dalam edisi baru
(dalam dua jilid). Terjemahan tersebut diberi judul The Koran atau The Alcoran
of Mohammad: translated from the original Arabic. Disebutkan dalam terjemahan-
nya berdasarkan sumber bahasa Arab, para mufassir Muslim, terutama tafsir al-
Baidlowi.
Pada abad ke 19 penterjemahan Al-Qur'an semakin berkembang. Gustav Flugel
(meninggal 1870) menterjemahkan Al-Qur'an sejak tahun 1834 dan telah mengalami
cetak ulang dan direvisi oleh Gustav Red slob. Diikuti kemudian oleh Gustav Weil
(meninggal 1889) yang juga menulis sejarah Nabi Muhammad (tahun 1843). Usaha-
nya diteruskan oleh pelanjutnya yaitu Aloys Sprenger dan William Muir. Keduanya
mempunyai perhatian yang besar dalam mempelajari Al-Qur'an dan sejarah Nabi Mu-
hammad. William Muir dikenal pula dengan bukunya Das Leben und die Lehra des Mo-
hammad (terbit tahun 1861). Dalam edisi Inggris, The Life of Mahomet (London,
1 858 — 61 , dalam 4 jilid). Bukunya telah mengalami cetak ulang beberapa kali.
JM Rodwell menerbitkan terjemahannya pada tahun 1861 dan berusaha menyu-
sun surat-surat Al-Qur'an berdasarkan urutan tumnnya. Sekalipun ia berusaha un-
tuk mengungkapkan secara jujur, tetapi catatan-catatannya menunjukkan pikiran
seorang pendeta Kristen yang lebih mementingkan untuk memperlihatkan apa yang
menurut pendapatnya kekurangan-kekurangan dalam Al-Qur'an daripada menunjuk-
kan penghargaan atau menunjukkan ketinggian Al-Qur'an.
Studi Al-Qur'an berkembang bukan hanya menterjemahkannya (secara lengkap
atau sebagian) tetapi juga penelitian ten tang riwayat dikumpulkannya Al-Qur'an
urutan turunnya surat dan masalah-masalah yang terkait dengan ilmu Al-Qur'an.
Di antaranya dilakukan oleh Theodor Noldeke dengan karyanya Geschichte des
Qorans (1860) terbit di Gottingen (lahir di Hamburg, tahun 1836), mengenai
berbagai masalah tentang Al-Qur'an yangdilakukannya sekitar tahun 1860 dan diter-
bitkan tahun 1910 (di Strassburg dalam beberapa jilid). Hartwig Hirschfeld di Lon-
don (tahun 1902) menerbitkan karyanya New Researches into the Composition and
Exegesis of the Qoran. Hubert Grimme seorang spesialis penulisan riwayat hidup
Nabi Muhammad, menyusun urutan turunnya Al-Qur'an secara kronologis. Dalam
pada itu, pada abad ke 20 lebih-lebih berkembang penulisan tentang Al-Qur'an dalam
berbagai tinjauan dan bermacam-macam bidang studi sesuai dengan keahlian para
orientals. Di antaranya Josef Horovitz (Berlin, 1926), Arthur Jeffery tentang Foreign
Vocabulary of the Quran (Baroda, 1938).
Richard Bell memulai mempelajari Al-Qur'an secara intensif dalam kuliah-kuliah dan
ceramahnya dengan membandingkan lingkungan sekitar Kristen. Karyanya diberi judul
The Origin of Islam in its Christian Environment (London, 1926); The Qur'an: Translated,
with a critical re-arrangement of the Surahs (dua jilid, Edinburgh, 1937. 1939) dan Intro-
duction to the Qur'an (Edinburgh, 1953).
Richard Bell dianggap sarjana Barat yang mempelopori penyusunan surat
Al-Qur'an berdasarkan turunnya secara kronologis. Di antara kritik tajam orientals
Barat adalah bahwa Al-Qur'an bikinan atau susunan Nabi Muhammad dengan alasan
urutan Mushaf Al-Qur'an berdasarkan perintah Nabi Muhammad, bukan berdasarkan
urutan turunnya. Terjemahan Al Qur'an ke dalam Bahasa Jerman oleh Rudi Paret diang-
gap baik. Menurut pendapatnya bahwa penyusunan ayat demi ayat secara kronologis
seperti yang dilakukan oleh Richard Bell adalah tidak mungkin.
Regis Blachere, menterjemahkan Al-Qur'an kedalam Bahasa Perancis dengan ju-
dul Le Coran : traduction selon un essai de reclassement des sourates (dalam tiga
jilid, Paris, 1947 - 1951). Jilid pertama berisi pengantar yang dicetak ulang secara
terpisah pada tahun 1959. Terjemah Al-Qur'an dalam Bahasa Jerman terbit di Stutt-
gard tahun 1963 dan 1966.
Terjemahan Al-Qur'an dalam Bahasa Inggris dilakukan pula oleh E.H. Palmer
(guru besar Universitas Cambridge, meninggal 1883). Terjemahan E.H. Palmer diter-
bitkan untuk pertama kali pada tahun 1876. Ia tidak dapat memahami keindahan
dan keagungan gaya bahasa Al-Qur'an. Baginya bahasa Al-Qur'an kasardan tidak ter-
atur. Terjemahannya dianggap sangat sembrono dan tidak teliti.
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris yangdianggap baik adalah terjemah-
an yang dilakukan oleh Arthur J. Arberry , gum besar Universitas Cambridge, seorang
anggota redaksi Encyclopaedia of Islam. Terjemahannya berjudul The Holy Koran ,
an Introduction with Selections, terbit di London, tahun 1953. Cetakan berikutnya
diterbitkan tahun 1955 (di London) dengan penyempurnaan dengan judul The
Koran, Interpreted.
Di kalangan umat Islam timbul pula usaha menterjemahkan Al-Qur'an kedalam
bahasa Inggris. Di antara faktor pendorong menterjemahkan Al-Qur'an adalah me-
luasnya pengertian yang salah, akibat penulisan atau terjemahan para orientalis se-
cara tidak benar. Ketidak benaran tersebut terjadi karena kesengajaan untuk me-
nyimpangkan ajaran dan kandungan Al-Qur'an yang benar atau karena kesalah faham-
an dan keterbatasan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab dan ajaran Islam.
Sarjana Muslim yang pertama menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa
Inggris ialah Dr. Muhammad Abdul Hakim ChandariPatialapada tahun 1905. Mirza
Hazrat dari Delhi juga menterjemahkan Al-Qur'an dan diterbitkan pada tahun 1919.
Nawab Imadul Mulk Sayid Husain Bilgrami dari Hyderabat Deccan juga menterjemah-
kan sebagian Al-Qur'an dan beliau meninggal dunia sebehim menyelesaikan terjemah
seluruh Al-Qur'an.
Di antara terjemahan-terjemahan yang perlu disebutkan adalah terjemahan yang
dilakukan oleh Hafizh Ghulam Sarwar yang diterbitkan antara tahun 1929 atau 1930.
Dalam terjemahannya itu ia memberikan ringkasan pada surat-surat, bagian demiba-
gian, tetapi ia tidak memberikan footnotes yang cukup pada terjemahannya.
Di antara sarjana Muslim yang menterjemahkan Al-Qur'an adalah Muhammed
Marmaduke Pickthall dari Inggris, ahli dalam bahasa Arab. Terjemahannya dilakukan-
nya kalimat demi kalimat dan diterbitkan pada tahun 1930. Terjemahannya telah
dicetak berulang kali. Sampai tahun 1976 telah lima kali dicetak ulang. Pada ter-
jemahannya diberi pengantar yang menguraikan tentang Al-Qur'an, sejarah singkat
Nabi Muhammad dan tajwid. Pada setiap awal suTat diberi keterangan singkat ten-
tang nam a Surat dan pada bagian akhir dilengkapi dengan index.
Terjemahan Muhammed Marmaduke Pickthall tersebut diberi judul The Meaning
of the Glorious Koran, dilengkapi teks ayat lengkap yang mendapat tanda tashih dari
Ulama Mesii (tahun 1 342 H).
Terjemahan Al-Qur'an yang terkenal di dunia barat ataupun timur adalah ter-
jemahan Abdullah Yusuf AH, The Holy Qor'an. Text, Translation and Commentary,
telah diterbitkan berulang kali. Terjemahannya dilengkapi dengan uraian pengantar,
dan footnotes. Pada awal surat dilengkapi dengan keterangan singkat tentang surah
dan kesimpulan ayatnya. Dicetak pertama pada tahun 1934/1352 H dan dicetak
ulang beberapa kali.
Terjemahan Al-Qur'an lainnya yang dilakukan oleh orang Islam adalah terjemah-
an NJ Dawood dari Irak, The Koran, diterbitkan oleh Penguin Classic tahun
1956. Terjemahannya mendapat pujian beberapa orientalis karena terjemahnya
baik.
B. Terjemahan ke dalam bahasa bukan Barat
Terjemahan ke dalam bahasa. bahasa Afrika.
Afrika adalah daratan terluas kedua di dunia. Luas daerahnya 11.677.240
mil persegi; penduduknya sekitar 41% adalah Muslim. Islam mulaidipelukpenduduk
pada pertengahan abad ke 7 sampai dengan abad ke 10.
Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an merupakan keharusan bagi orang
Muslim. Sekolah-sekolah Al-Qur'an banyak terdapat di Afrika, salah satu diantaranya
menjadi sangat penting dan berarti sebagai wadah dalam proses IslaminisasL Di antara
lembaga pendidikan itu adalah "School of learning", dimana di dalamnya termasuk
belajar membaca dan menulis naskah bahasa Arab dan mempelajari arti dan pesan-
pesan, komentar-komentar, serta artikel atau terjemahan langsungdari Al-Qur'an.
Tentang Terjemahan Al-Qur'an di Afrika dapat dicatat beberapa hal penting dari
tulisan Mufakhkhar Husain Khan (Dhaka University). Di Afrika pada mulanya men-
terjemahkan Al-Qur'an selalu mendapat tantangan dari para Ulama. Sementara di Asia
Selatan, ulama Benggali berpendapat bahwa menterjemahkan Al-Qur'an, me-
rupakan suatu gerak maju menuju penghinduan orang Islam.
Di Afrika Tengah Ulama Tatar berpendapat bahwa menterjemahkan Al-Qur'an
mendekati penghinaan kepada Tuhan. Ketika Kama! Ataturk ingin mendapatkan
terjemahan Al-Qur'an, ulama Al-Azhar di Mesii menyatakan menentang penterjemah-
an Al-Qur'an. Umumnya negeri-negeri Afrika mengikuti pendapat ulama Al-Azhar
tersebut.
Ulama Hausa sangat keras menentang penterjemahan Al-Qur'an, J. Spencer
Trimingham (penulis A History of Islam in West Africa Oxford University Press, 1962)
mencatat bahwa ketika penterjemahan Al-Qur'an kedalam bahasa Hausa disetujui , sa -
ngat mengejutkan mereka. Menurut mereka bahwa hal tersebut akan melenyapkan
barkah Allah {blessing power).
Jauh sebelum terjemahan Al-Qur'an diterima oleh sebahagian besar kaum Mus-
limin di Afrika, para missionaris Kristen telah mengambil inisiatif untuk menterje-
mahkan Al-Qur'an ke dalam beberapa bahasa Afrika. Ketika para missionaris meng-
adakan kegiatan di Afrika, mereka membawa terjemahan Al-Qur'an disamping tugas
utamanya membagi-bagikan lembaran-lembaran risalah dan terjemahan Bible dalam
bahasa daerah sederhana.
Untuk menunjukkan kelebihan Kristen mereka juga menerbitkan judul-judul yang
bermaterikan Islam, yang dalam hubungan ini dimaksudkan, untuk menunjukkan
bahwa terjemahan Al-Qur'an mengandung pengertian yang banyak, sehingga pen-
duduk dapat membandingkan antara Al-Qur'an dengan pesan-pesan yang terdapat
dalam Bible.
Para missionaris di Nigeria umpamanya mulai penterjemahan Kitab Suci Al-
Qur'an kedalam bahasa Yoruba di awal abad ini. Yoruba adalah salah satu bahasa
yang luas pengaruhnya dan digunakan lebih dari 16 juta penduduk di Nigeria bagian
selatan. Hampir separuh dari suku Yoruba adalah Muslim.
Pergaulan di antara Muslim dan Kristen menjadi salah satu kemudahan bagi
para missionaris untuk mencapai tujuan mereka. Untuk menunjukkan bahwa kegiat-
an mereka bukan hanya bagi kepentingan Kristen, maka mereka juga mengadakan
kegiatan penterjemahan Al-Qur'an. Terjemahan yang penting artinya adalah terje-
mahan Kitab Suci Al-Qur'an kedalam bahasa Yoruba oleh M.S. Cole.
Sebagai usaha kedua dalam menterjemahkan Al-Qur'an kedalam Bahasa Yoruba ialah,
menggabungkan diri dengan Ahmadiyyah*) yang salah satu kegiatannya menterjemahkan
Al-Qur'an. Ahmadiyyah melakukan kegiatan di Nigeria sejak tahun 1916, dan sangat cepat
mendapat pengikut.
Setelah lebih kurang 7 tahun (pada tahun 1976) Panitia menerbitkan cetakan
pertama dengan penerbit University Press Ibadah. Pada penerbitan kedua (tahun
1978) telah dicetak sebanyak 5000 eks. di Hongkong dengan beberapa koreksi,
modifikasi dan pengembangan. Ulama Yoruba memulai menterjemahkan Al-Qur'an.
Saran dan usul untuk penterjemahan Al-Qur'an itu, juga datang dari Tuan Ahmadu
Bello, mantan Perdana Menteri Nigeria Utara. Per satu an Muslim Nigeria di Lagos
ikut bergabung dalam tugas tersebut. Tugas penterjemahan ini dilaksanakan oleh
suatu panitia yang terbentuk pada bulan Desember 1962.
Tugas ini berhasil diselesaikan dan mendapat rekomendasi pada bulan Januari
1973. Terjemahan tersebut dicetak oleh Dar al Arabiyah Bairut yang disebarkan
di Maiduguri (25.000 Eks), diantaranya dicetak dengan biaya dari Raja Arab Saudi.
Cetakan kedua diterbitkan dalam tahun 1977.
Terjemahan dalam bahasa Hausa.
Bahasa Hausa adalah salah satu bahasa teibesar dan sangat luasdi Afrika Barat,
digunakan oleh penduduk Nigeria sebelah Utara, dan di beberapa negeri lainnya.
Untuk memenuhi keperluan penduduk Muslim, "Jama'atu Nasri T Islam" mengharus-
kan terjemahan Al-Qur'an untuk membantu penduduk Muslim Hausa dalam mema-
hami agama secara mendalam.
Kegiatan penterjemahan ini dipimpin oleh salah seorang sarjana Islam, man tan
kepala panitia eksekutif dari Jama'atu Nasri 1 Islam dan mantan Hakim Agung Ni-
geria Utara yaitu, Shaykh Abubakar Mahmud Gumi. Penterjemahan dimulai dari Juz
'Amma dan dicetak oleh Dar al Arabiyyah (Bairut) dan disebarkan di Kaiio oleh
Cahaya Islam sekitar tahun 1975. Pada pendahuluan terjemahan itu, penterjemah
berjanji bahwa ia akan meneiuskan pekerjaan tersebut sampai selesai; Terjemahan
lengkap dicetak tahun 1978 oleh Dar al-Arabiyyah (Bairut) dan disebarkan diKairo
tahun 1979.
Sebelum diterjemahkan baris demi baris, tiap surat didahulu dengan sebuah
ringkasan untuk memudahkan mengajarkannya, sementara catatan kaki diberikan
untuk terjemahan lebih lanjut apabila diperlukan. Terjemahan ini sangat terkenal dan
dicetakkan kedua (tahun 1982) dengan tambahan index dan daftar kata (Hausa ke
Hausa dan Arab ke Hausa) untuk kata-kata yang sukar oleh sebagian besar pembaca.
Terjemahan belakangan ini menu rut para pembahas sangat memuaskan, karena men-
jelaskan makna Al-Qur'an dalam bahasa yang sederhana, sehingga mudah difahami.
Kedua bahasa Hausa dan Arab ini menimbulkan kesan yang dalam di hati para pem-
baca.
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Hausa ini disebarkan di Kairo oleh Ahmad
Abu 'I-Saud dan Uthman al-Tayyib. Untuk memudahkan pelaksanaan pencetakan,
maka ayat-ayatnya ditulis dengan tulisan tangan dalam bhasa Arab, dan di antara ga-
ris dengan garis ditulis dengan huruf besar dalam naskah Roma.
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Hausa yang ketiga diterbitkan oleh Nor-
thern Bjgeria Publishing Company, Zaria dalam tahun 1981. Para penterjemahnya
adalah Shaykh Ahmed Lemu, Hakim Agung dari Nizer (Nigeria) dan Nasiru Mus-
tapha. Menjadi rujukan terjemahan adalah beberapa tafsir seperti : al-Qurtubi, an-Nasafi,
Ibnu Katsir, al-Thabari, al-Sawi, al-Jamal dan al-Jalalain.
Terjemahan dalam bahasa SwahilL
Swahili adalah bahasa yang terpenting di Afrika Timur dan menjadi bahasa resmi
Tanzania dan Kenya. Bahasa ini juga dipergunakan oleh orang-orang Uganda, Kawan-
da, Burundi dan Zaire. Lebih kurang 10.000.000 orang menggunakan bahasa ini se-
bagai bahasa lbu dan 1.000.000 orang lainnya menggunakannya sebagai bahasa ter-
hormat. Bahasa tersebut menjadi lebih penting bagi orang-orang Islam selama penja-
jahan Jerman. Pada Kongres tahun 1905, Julius Richter seorang missionaris Kristen
menyatakan bahwa Islam telah menang, dimana bahasa-bahasa dipakaidan mengem-
bangkannya, dan untuk mengukur kemajuannya, untuk itu bahasa Swahili dihalang-
halangi sebagai bahasa Pemerintah.
Orang-orang Islam yang berbahasa Swahili tidak pernah mencoba menterjemah-
kan Al-Qur'an, hingga para missionaris Kristen menunjukkan jalan. Terjemahan Swa-
hili yang pertama dikerjakan oleh Goldfrey Dale untuk guru-guru pegawai Kristen
Amerika. Shaykh Mubaruk Ah am ad Ahmadi kepala missionaris dari misi Ahmadiy-
yah Muslim di Afrika, memulaipekerjaannya pada tahun 1936.
Terjemahan yang lengkap yang disertai komentar selesai tahun 1942 dan dicetak
untuk pertama kalinya di Nairobi tahun 1953 (sebanyak 10.000 eksemplar). Penye-
baran terjemahan tersebut menimbulkan keributan di kalangan umat Islam didaerah
pantai Timur Afrika. Mereka menuduh Ahmadiyyah telah menyelewengkan terje-
mahan pada beberapa baris tertentu untuk kepentingan Ahmadiyyah.
Terjemahan berikutnya ditangani Shaykh Abdullah Saleh al-Farsy seorang ha-
kim dan penyair Islam Swahili yang terkenal. Terjemahannya diberi judul Al-Qur'an
al-Hakim, Qurani Takatifu. Dicetak oleh A. A. Vasingtake (Inggris) dan disebarkan
di Zanzibar tahun 1950.
Terjemahan tersebut secara lengkap dicetak ulang dengan sponsor The Islamic
Faundation terbit tahun 1969. Dicetak ulang tahun 1974 (25.000 exp) oleh The
Islamic Faundation (Nairobi, Kenya). Terjemahan ini mempakan terjemahan terbaik
dengan dilengkapi teks ayat, muqaddimah dan catatan kaki.
Penterjemah kedalam bahasa Fulfulde, Wolof, Luganda
dan beberapa bahasa Afrika lainnya.
Al-Qur'an telah pula dirintis untuk diterjemahkan kedalam bahasa Fulfukle,
yang djgunakan oleh sekitar 1 juta orang Fulbe. Di Fita Jalon, naskah terjemahan
Al-Qur'an terdapat dalam bahasa Fulfulde. Dengan bantu an para ulama, bangsa
Fulbe menjadi lebih cerdas dibandingkan dengan rakyat di banyak daerah
Afrika Barat. Mereka telah berusaha untuk menterjemahkan sebagian Al-Qur'an.
Wolof adalah bahasa utama di Senegel, digunakan oleh lebih 2 juta orang pen-
duduk. Ahmad Bamba b. Muhammad b. Habib Allah (Mbake), peletak dasar-dasar
persaudaraan di Senegal (pada akhir abad ke 19) hanya menulis dalam bahasa Arab.
Pengikutnya sadar bahwa penyebaran Islam hanya dapat dicapai melalui tulisan da-
lam bahasa Ibu yang dapat dibaca, dilagukan/dinyanyikan oleh penduduk yang ma-
sih buta huruf. Salah satu pengikut Bamba yang pertama adalah Moussa Ka (1890-
1965). Dia menulis puisi Agama dalam bahasa Wolod yang menceritakan bahwa ba-
nyak di antara mereka menyembah Allah dan memuji pemimpinnya dengan cara
bernyanyi. la mempelopori menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa Wolof.
Igbo salah satu bahasa terbesar di Nigeria. Bahasa tersebut digunakan oleh
sekitar 8 juta penduduk. Pada kira-kira tahun 1974 Ahaykh Ibrahim Nwagui meng-
ambil inisiatif untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa Igbo. Dia mint a
bantu an kepada A. Rahman I Doi Universitas Ahmadu Bello, Zaria untuk dapat
menerima tanggung jawab tugas penterjemahan tersebut. Tugas itu kemudian dires-
tui menjadi tugas dari suatu proyek penting yang selama lebih dari 10 tahun belum
berhasil menterjemahkan Al-Qur'an secara lengkap.
Di Uganda, Missi Ahmadiyyah, berhasil menterjemahkan dan mencetak beberapa juz
Al Qur'an dalam bahasa Luganda . A-Muganda man tan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan seorang Ahmadiyah telah menyelesaikan terjemahan seluruh Al-Qur'an
kedalam bahasa Luganda. Mereka juga menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa
Ganda, Kikuyu, Kamba, dan Luo. Terjemahan ini disebarkan oleh missi Ahmadiyyah
tahun 1961. Sebuah terjemahan dalam bahasa Ambaric menghilang di Adis Ababa.
Walaupun penterjemahan Al-Qur'an pada mulanya mendapat tantangan dari
para ulama, tetapi penterjemahan-penterjemahan Al-Qur'an kedalam bahasa-bahasa
Afrika, terusberjalan sebagai satu keberadaan ummat Islam.
Terjemahan ke dalam berbagai bahasa.
Terjemahan ke dalam berbagai bahasa dilakukan ke dalam bahasa Persia, Turki,
Urdu, Tamil, Pastho, Benggali, Jepang dan berbagai bahasa di kepulauan Timur
dan beberapa bahasa Afrika. Juga terdapat terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa
Cina. Terjemahan Urdu yang pertama dimulai oleh Syah Abdul Qadir dari Delhi
(meninggal dunia tahun 1826). Kemudian setelah itu banyak lah dilakukan orang
terjemahan ke dalam bahasa Urdu, yang sebagian dari terjemahan-terjemahan itu
tidak sampai tamat. Di antara terjemahan-terjemahan yang lengkap yang dipergu-
nakan sampai sekarang ini terjemahan dari Syah Rafi Uddin dari Delhi, Syah Asyraf
Ali Thanawi dan Maulvi Nazir Ahmad (meninggal tahun 1912).
Beberapa tahun terakhir ini Al-Qur'an telah diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa atas bantu an Rabithah al-Alam al-Islami dan Dar al-Ifta wa al-Irsyad yang
bermarkas besar di Saudi Arabia. Mujamma' Khadim al-Haramain al-Syarifain al-Malik
Fahduntuk Pencetakan Mushaf, telah mencetak terjemah al-Qur'an dalam berbagai baha-
sa, seperti Inggris, Perancis, Turki, Urdu, cina, Hausa dan Indonesia.
C. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia
Al-Qur'an telah diterjemahkan pada pertengahan abad ke 17 oleh Abdul Ra'uf
Fansuri, seorang ulama dari Singkel, Aceh, ke dalam bahasa Melayu. Walaupun mung-
kin terjemahan itu ditinjau dari sudut ilmu bahasa Indonesia modern belum sempurna,
tetapi pekerjaan itu adalah besar jasanya sebagai pekerjaan perintis jalan.
Di antara terjemahan-terjemahan Al-Qur'an ialah terjemahan yang dilakukan
oleh Kemajuan Islam Yogyakarta; Qur'an Kejawen dan Qur'an Sundawiah; penerbit-
an percetakan A.B. Sitti Syamsiah Solo, di antaranya Tafsir Hidayatur Rahman oleh
K.H. Munawar Chalil; tafsir Qur'an Indonesia oleh Mahmud Yunus (1935), Al Furqan
oleh A. Hasan dari Bandung (1928); Tafsir Al-Qur'an oleh H. Zainuddin Hamid
cs (19S9); Hibarna disusun K.H. Iskandar Idris;
Tafsir Al-Qur "anul Hakim olehH . M . Kasim Bakry c s (1 960) ;
dan banyak lagi yang lain, ada yang lengkap, ada yang belum seperti penerbitan terjemah
dan tafsir dari perkumpulan Muhammadiyah, Persatuan Islam Bandung dan Al
Ittihadul Islamiyah (A.I.I, di bawah pimpinan K.H.A. Sanusi Sukabumi), beberapa
penerbitan terjemahan dari Medan, Minangkabau dan Iain-lain. Sementara terjemahan
kedalam bahasa Jawa diantaranya, Al Ibriz, oleh K. Bisyri Musthafa Rembang
(1960); Al-Qur'an Suci Basa Jam, oleh Prof. K.H.R. Muhammad Adnan (1969),
Al-Huda, oleh Drs. H. Bakri Syahid (1972).
Pemerintah Republik Indonesia menaruh perhatian besar terhadap terjemahan
Al-Qur'an ini. Hal ini terbukti bahwa penterjemahan Al-Qur'an ini termasuk dalam
Pola I Pembangunan Semesta Berencana, sesuai dengan keputusan MPR. Untuk melaksa-
nakan pekerjaan ini oleh Menteri Agama telah dibentuk sebuah Lembaga diketuai oleh
Prof. R.H. A. Soenarjo, S.H. mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, yang beranggotakan ulama-ulama dan sarjana-sarjana Islam yang mempu-
nyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.
Dari Repelita ke Repelita, Pemerintah selalu mencetak Kitab Suci Al Qur'an. Pada
Repelita IV (1984-1989) telah dicetak 3.729.250 buah Kitab Suci, terdiri dari Mushaf Al-
Qur'an, Juz 'Amma, Al-Qur'an dan Terjemahnya dan Al-Qur'an dan Tafsirnya.
Atas masukan dan saran masyarakat dan pendapat Musyawarah Kerja Ulama Al-
Qur'an ke XV (23-25 Maret 1989), terjemah dan tafsir Al-Qur'an tersebut disempurnakan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama bersama Lajnah Pentashih
Mushaf Al-Qur'an.
Sumber : Alquran dan terjemahnya di Mujamma` khadim al Haramain asy Syarifain al Malik
Fahd Li thiba`at al Mush haf asy Syarif (kompleks percetakan Alquran Khadim al Haramain
asy Syarifain Raja Fahd di Madinah Munawwarah dibawah pengawasan Departeman Haji dan Wakaf
Saudi Arabia.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya
Wassalaam...