Selamat datang di RATTIL QURAN

ARTI KATA "RABB" (ربّ) APAKAH = "TUHAN"???

17 August 2016 0 Comments

Bahasan berikut ini seputar kata yang sering kita baca dan dengar di seluruh dunia yakni istilah ربّ - Rabb.
Sebelum kita membahasnya, mohon ditanamkan terlebih dahulu sedalam-dalamnya di dalam hati akan anggapan bahwa
- selalu ada yang belum kita ketahui dan
- selalu ada yang harus kita perbaiki selama kita belum menguasai Alquran secara bulat.

Jika sudah, mari kita lanjut...

Arti kata ربّ - Rabb yang sudah ada kita jumpai dan digunakan oleh umat islam bahkan umat-umat lainnya adalah berarti = TUHAN. Sedangkan kata "TUHAN", pada mulanya adalah sebuah pergeseran dari Tuan (tanpa huruf "h") dan ini terjadi karena kesalahan seorang Belanda bernama Leijdecker pada tahun 1678. Penjelasan ini bersumber dari seseorang yang bernama Alif Danya Munsyi di majalah Tiara tahun 1984. Ia menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi sebagai salah satu gejala paramasuai, yaitu penambahan bunyi h yang nirguna pada kata-kata tertentu, misalnya hembus, hempas, hasut, dan tuhan.

Alif menyatakan bahwa gejala itu timbul karena pengaruh lafal daerah, rasa tak percaya diri sendiri, dan yang sangat penting adalah yang berkaitan dengan penjajahan bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Indonesia. "Lingua Franca Melayu yang dipakai bangsa-bangsa Eropa, antara lain Portugis dan Belanda, sebagai bahasa administrasi untuk kegiatan ekonomi dan politik di seantero Nusantara, juga dipakai dalam kepentingan penyiaran agama Nasrani, agama umum yang dianut oleh bangsa-bangsa Eropa," menurut Alif.

Lebih lanjut Alif mengatakan bahwa peralihan tuan menjadi tuhan, sepenuhnya bersumber dari kepercayaan mereka atas Yesus. Mereka biasa menyebut Yesus dengan panggilan "tuan", yang dalam bahasa Yunani adalah 'Kyrios', dalam bahasa Portugis 'senor', dalam bahasa Belanda 'heere', dalam bahasa Prancis 'seigneur', dan dalam bahasa Inggris 'lord'.

Perhatikan kutipan berikut ini:
Sebutan Tuan bagi Yesus berasal dari surat-surat Paulus,
orang Turki, yang menggunakan bahasa Yunani kepada bangsa Yahudi, Rumawi, dan Yunani di daerah Hellenisme. Pada setiap akhir suratnya, Paulus selalu menyebut Yesus sebagai Tuan: "Semoga rahmat Yesus Tuan kita menyertai ruh kita." Kalimat diatas, dalam bahasa Portugis, berbunyi: "A graca de mosso senhor Jesus Cristo seja com ovosso espiritu"
Kalimat diatas, dalam bahasa Belanda berbunyi: "De genade van onzen heere Jezus Christus zij met uw geest"
Kalimat diatas, dalam bahasa Prancisnya, berbunyi: "Que la grace de notre seigneur Jesus-Christ soit avec votre esprit"

Kalimat di atas, dalam bahasa Inggris, berbunyi: "The grace of or lord Jesus Christ be whit your spirit"
Ketika penghayatan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, mula-mula oleh bangsa Portugis bernama Browerius, pada tahun 1663, sebutan Yesus masih Tuan, tetapi ketika orang Belanda bernama Leijdecker pada tahun 1678 menerjemahkan surat-surat Paulus itu, sebutan Tuan telah berubah menjadi Tuhan. Dengan kata lain, Leijdecker yang pertama kali menulis Tuhan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kosakata Tuhan masuk kedalam bahasa Indonesia sebagai pengaruh teologi (agama) Kristen. Pada mulanya hanya sebagai 'plesetan' atau 'salah tulis' orang Belanda, tapi selanjutnya dibakukan sebagai kosakata baru yang disejajarkan dengan kata ilah dalam bahasa Arab. Karena itulah dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta (seorang Katolik) dan kamus lainnya serta data-data lain sejauh yang kita ketahui, tidak ada yang memberikan keterangan apa pun tentang kata Tuhan, kecuali menyamakannya dengan Allah!

Sekarang, mari kita lihat di kamus Almunawwir halaman 462.
Perhatikan gambar kata di bawah ini yang diberi lingkaran.

Perhatikan arti kata yang dilingkari pada gambar di atas ini, dari kata رَبَّ - يَرُبُّ - رَبًَّا -rabba-yarubbu-rabban
= سَاسَ -saasa
= مَلَكَ -malaka
Sengaja pada gambar di atas, arti kata yang dilingkari hanya 2 (dua) walaupun masih ada lagi arti di bawahnya (lihat lagi gambar di atas), karena untuk menerjemahkan alquran haruslah dipilih arti kata yang sesuai dengan integrasi ayat-ayat lainnya dalam arti ada hubungannya dan tidak bertentangan. Dengan kata lain tidak asal comot saja yang berakibat makna menjadi tidak integrasi bahkan menjadi saling bertentangan.
Dari sini, maka kita telusuri arti kata سَاسَ -saasa terdapat masih dalam kamus Almunawwir halaman 677. Lihat gambar di bawah ini:

Arti kata pada gambar di atas menunjukan kata سَاسَ -saasa = دَبَّرَ -dabbara = Mengatur;Memimpin;Memerintah dan masdhar سَاسَ -saasa adalah سِيَاسَةًَ -siyaasatan.
Lanjut kita telusuri lagi arti kata benda mashdar سِيَاسَةًَ -siyaasatan. Perhatikan gambar berikut ini masih di kamus AlMunawwir pada halaman 678.
Terlihat arti kata benda اَلْسِّيَاسَةُ -assiyaasatu = اَلْخِطَّةُ -alKhith thatu
= Siasat;Politik;Kebijakan

Maka kata رَبًَّا -rabban sebagai isim musytaq, juga bisa sebagai pelaku Musyabbahah/Mubalaalaghah karena berpola فَعْلٌُ -fa'lun menjadi artinya = Pemilik, Pembuat, Penentu Kebijikan dsb

Coba kita implementasikan ke dalam kata رَبُّ الْعَالَامِيْنَ -rabbul 'aalamiin = Pembuat/Pemilik Kebijakan semesta alam.
Bukankah tunduk patuhnya pergerakan semesta alam ini kebijakan Allah??

Selanjutnya silahkan isi kolom komentar di bawah ini tentang apa yang terpapar di atas, jika anda memiliki pengertian berbeda, tidak ada paksaan tapi harus terdengar atau tertulis penjelasan secara ilmiah.

Wassalaam...




Share this article :

Post a Comment

Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya

Wassalaam...

 
Support : Berbagi Hasil Belajar | Bahasa | SIMPATISAN | PAGE | YOUTUBE
Copyright © 2011. RATTIL QURAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Adam Arassy
Proudly powered by Blogger