Selamat datang di RATTIL QURAN

CARA MENERJEMAHKAN BAHASA ALQURAN

21 January 2013 0 Comments

Penerjemahan merupakan penyalinan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penyalinan ini dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua, melalui struktur semantis. ada banyak para pakarnya memaknai sebuah istilah "terjemahan" diantaranya sebagai berikut:


*“Terjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa (bahasa sumber) dengan padanan materi tekstual dalalm bahasa lain (bahasa sasaran).” (Catford, 1969:20)

*“Terjemahan itu mungkin dibuat dengan kesamaan ide yang ada dibalik ungkapan verbalnya yang berbeda.”   (Savory, 1969:13)

* “Terjemahan adalah hasil padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya.”  (Nida and Taber, 1969:12)

“Terjemahan adalah sebuah proses untuk menemukan padanan bahasa sasaran dengan pernyataan bahasa sumber.” (Pinchuck, 1977:38)

* “Terjemahan adalah mengartikan teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan tujuan untuk 
(1) meyakinkan bahwa makna luar dari kedua bahasa adalah sama dan 
(2) menyakinkan bahwa susunan bahasa sumber dipertahankan sedekat mungkin, namun tidak terlalu dekat karena mengakibatkan susunan bahasa sasaran menjadi sangat tidak jelas.” (Mc.Guire, 1980:2)

* “Terjemahan yaitu suatu keahlian yang meliputi usaha mengganti pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain.” (Newmark, 1981:7)

* Terjemahan adalah ekspresi bahasa sumber dari apa yang diekspresikan bahasa sasaran, dengan mempertahankan padanan semantic dan stylistiknya.” (Roger T. Bell (1993:5))

* “Terjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pikiran/ide bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik bahasa tulisan ataupun lisan/percakapan;baik salah satu atau keduanya membentuk ortografi ataupun tidak mempunyai standar seperti itu; atau baik salah satu atau keduanya berbentuk tanda/isyarat, seperti bahasa orang tuli.” (Brislin, 1976)

* “Terjemahan adalah proses pengalihan yang bertujuan mengubah teks tertulis bahasa sumber menjadi teks bahasa sasaran yang sepadan, yang membutuhkan pemahaman sintaksis, sistematis, dan pragmatis serta pengolahan analisa bahasa sumber.” (Wilss and Noss, 1982).

Saya memahami terjemahan sebagai sebuah usaha untuk menghasilkan suatu teks yang transparan sehingga teks tersebut tidak terlihat sebagai sebuah terjemahan.”(Venuti, 1991:1) ).

Dalam penerjemahan, Maknalah yang harus menentukan dan dipertahankan, Sedangkan bentuk penerjemahan dalam bahasa apapun boleh diubah. Bahasa asal terjemahan itu disebut bahasa sumber, sedangkan bahasa hasil terjemahan itu disebut bahasa sasaran.

Ada yang menyangka bahwa barang siapa yang tahu dua bahasa atau lebih, bararti ia mampu menerjemahkan teks dengan baik. Anggapan itu tidak benar karena penerjemah yang mahir dan baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. Menguasai seluk beluk bahasa sumber dari segi kosa kata, tata bahasa dan gaya bahasanya.
  2. Menguasai bahasa sasaran sebagai bahasa keduanya. Sekedar mengenal bahasa itu bukan jaminan.
  3. Memahami bentuk fikir yang digunakan oleh bahasa sumber.
  4. Memahami bahasa sumber sebagai penjelasan yang sistematis dan terpadu baik tiap tiap kata maupun kalimat secara keseluruhan bulat sebagai kerja lanjutan dari memahami bentuk fikir.
  5. Memahami bahasa sumber sebagai penjelasan yang analitis dalam arti menghasilkan uraian/penjajakan gagasan/idea kedalam pembuktian akan kebenaran maknanya.
  6. Memahami objectivitas yang dihasilkan oleh kerja point point diatas, dalam arti jitu dan atau seimbang antara  makna dengan fakta sebenarnya.  
Untuk menerjemahkan sebuah bahasa, kemampuan seorang penerjemah dalam memenuhi kriterianya, dituntut terus meningkat agar dapat memberikan hasil terjemahan yang baik, karena baik tidaknya hasil sebuah terjemahan sangat ditentukan oleh kemampuan penerjemah dalam menerapkan disiplin nilai ilmu yang telah disebutkan diatas, Apalagi dalam hal untuk penerjemahan dari bahasa Alquran ke dalam bahasa Indonesia, tentunya diperlukan penguasaan bahasa Alquran yang memadai dan mampu mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Namun penguasaan bahasa saja tidaklah cukup, karena penerjemahan tidak hanya melibatkan penerjemah pada dua bahasa, tetapi juga pada latar belakang sosial budaya kedua bahasa tersebut.
Berangkat dari paparan di atas dan sebelum lebih dalam lagi, tulisan tentang CARA MENERJEMAHKAN BAHASA ALQURAN. akan mengetengahkan point pointnya yang berlaku di seluruh dunia pada umumnya:


a) Penerjemahan kata per kata (Word For Word Translation)
Penerjemahan jenis ini dianggap paling dekat dengan bahasa sumber dan sifat interliner yakni kata per kata bahasa sasaran langsung diletakkan di bawah versi bahasa sumber. Urutan kata dalam bahasa sumber tetap dipertahankan, kata per kata diterjemahkan menurut makna dasarnya diluar konteks. Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan atau dipindahkan apa adanya. Terjemahan kata demi kata berguna untuk memahami mekanisme bahasa sumber atau untuk menafsirkan teks yang sulit sebagai proses awal penerjemahan.

Contoh 1:     ذَهَبَ اللّهُ بِنُورِهِمْ
 ذَهَبَ = (Dia) telah lenyap
 بِ = dengan
 نُورِ = Cahaya / Pantulan sinar
 هِمْ = Mereka (Jmk Laki-laki)
Apabila kalimat tersebut diterjemahkan kata per kata ke dalam bahasa Indonesia, maka hasilnya adalah "Telah lenyap Allah dengan cahaya mereka".(2;17)
.
Contoh 2: خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ
 خَتَمَ = (Dia) telah mengunci / menyegel
 عَلَى = atas
  قُلُوبِهمْ = hati mereka
 وَ = dan
 سَمْعِهِمْ = pendengaran mereka
Apabila kalimat tersebut diterjemahkan kata per kata ke dalam bahasa Indonesia, maka hasilnya adalah "Telah Mengunci / menyegel Allah atas Hati mereka dan atas pendengaran mereka"(2;7). Terjemahan bahasa Indonesia di sini terkesan kaku, jauh dari makna sebenarnya dan tidak sepadan dengan sistem kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
b) Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Dalam penerjemahan ini struktur gramatikal bahasa sumber dicarikan padanannya yang terdekat dengan bahasa sasaran, sedangkan kata-kata atau penerjemahan leksikalnya diterjemahkan di luar konteks. Dalam proses penerjemahan awal. jenis penerjemahan ini dapat membantu melihat masalah yang perlu diatasi.
Contoh: وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً إِِلَى عُنُقِكَ
Janganlah biarkan tanganmu terbelenggu pada lehermu(17;29). 
Membuat tangan terbelenggu pada leher, konteks sebenarnya berarti "kikir/tidak mau memberi"
c) Penerjemahan setia (Faithful Translation)
Cara ini sedikit lebih bebas dibanding penerjemahan harfiah, karena penerjemahan ini mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber, karena ada upaya untuk benar-benar setia pada maksud dan tujuan bahasa sumber, sehingga masih terkesan kaku.
Contoh: هُوَ كَثِيْرُ الرَّمَادِ
Jika diterjemahkan dengan penerjemahan setia, maka hasil terjemahannya adalah "Ia adalah seorang yang dermawan karena banyak abunya". Dari terjemahan ini terlihat bahwa penerjemah berupaya untuk tetap setia pada bahasa sumber, meskipun sudah terlihat ada upaya untuk mereproduksi makna kontekstual. Kesetiaan tersebut tampak pada adanya upaya untuk tetap mempertahankan ungkapan metaforis yang tersurat dalam teks aslinya.
d) Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)
Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantik lebih memperhitungkan unsur estetika bahasa sumber, dan kreaktif dalam batas kewajiban. Selain itu penerjemahan setia sifatnya masih terikat dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantik lebih luwes dan fleksibel.
Contoh: هُوَ كّثِيْرُ الرَّمَادِ
Apabila diterjemahkan secara semantik maka hasil terjemahannya adalah: Dia seorang yang dermawan.
Sedangkan cara penerjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran juga ada 4 macam. Dalam hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh bahasa sumber terhadap pembaca versi bahasa sasaran.
a) Saduran (Adaptation)
Cara ini merupakan bentuk penerjemahan paling bebas dan paling dekat ke bahasa sasaran. Pada umumnya jenis ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi dimana tema, karakter dan alur biasanya dipertahankan, tetapi dalam penerjemahannya terjadi peralihan budaya bahasa sumber ke budaya bahasa sasaran dan teks aslinya ditulis kembali serta diadaptasikan ke dalam bahasa sasaran.
Contoh : Mumpung pandangan sembulane, Mumpung jembar kalangane
Penerjemahan tersebut di atas, dapat diadaptasikan ke dalam bahasa Arab sebagai berikut:
 حِيْنَمَا أَنَارَنَا بَدْرُنَا

b) Penerjemahan Bebas (Free Translation)
Cara ini bertujuan mereproduksi isi pesan bahasa sumber, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian ada penyimpangan nuansa gramatikal karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
Contoh: الوَجْهُ الْجَدِيْدُ عَاصِمَةُ أَلْماَنيَا
Terjemahnya: Pembaruan wilayah pemerintahan ibu kota baru (lama) Jerman-Berlin.)
c) Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)
Metode ini bertujuan mereproduksi sisi pesan bahasa sumber, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian ada penyimpangan nuansa makna karena mengutamakan kosa-kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
Contoh: اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِن اليَدِ السُّفْلَى
Terjemahannya bisa: Memberi lebih baik dari pada menerima.
Beberapa pakar kaliber dunia seperti Seleskovits menyukai cara ini ini karena terjemah model ini dianggap hidup dan alami.
Contoh : ُالمَالُ الحَرَامُ لاَ يَدُوْم
Harta haram tak akan bertahan lama
d) Penerjemahan Komunikatif (Communivative Translation)
Cara ini berusaha mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isinya langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi / percakapan, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Dengan demikian, suatu versi bahasa sumber dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi bahasa sasaran sesuai dengan prinsip-prinsip di atas.
Contoh: اَلْحَيُّّ الْمَنَوِي
Diterjemahkan: "Spermatozoon" untuk para ahli biomedik, tetapi untuk khalayak pembaca yang lebih umum diterjemahkan dengan "Air Mani".


Bersambung...............
(Artikel ini sedang direvisi sejengkal demi sehasta. silahkan yang ingin membantu melalui komentar)
 
Share this article :

Post a Comment

Assalaamu`alaikum wrb..
Terima kasih atas kunjungan anda dan mohon masukannya. Dengan anda meninggalkan sebuah komentar, Berarti anda telah ikut serta bersumbangsih mengembangkan Blog ini dan memberikan semangat untuk islah / perbaikan menulis bagi sipemiliknya. Maka banyak atau sedikit, lanjut atau berakhirnya materi sangat tergantung pada kualitas & jumlah komentarnya

Wassalaam...

 
Support : Berbagi Hasil Belajar | Bahasa | SIMPATISAN | PAGE | YOUTUBE
Copyright © 2011. RATTIL QURAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Adam Arassy
Proudly powered by Blogger